Tugas 8 : Masalah Dalam Kelas dan Upaya Pemecahannya
Tugas Manajemen Kelas Di SD
Tentang
“Masalah Dalam
Kelas dan Upaya Pemecahannya”
Oleh :
Rosita
Bp : 1620155
Kelas : 7.4 pgsd
DOSEN PEMBIMBING:
Yessi Rifmasari M.Pd
PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR (PGSD)
SEKOLAH TINGGI
KEGURUAN & ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
ADZKIA PADANG
2019
MASALAH DALAM KELAS DAN UPAYA PEMECAHANNYA
A. Latar Belakang Masalah pada Manajemen Kelas
Suasana sekolah pada umumnya
dan suasana kelas pada khususnya merupakan modal penting bagi jernihnya pikiran
untuk mengikuti pelajaran. Oleh karena itu dibutuhkan suatu keadaaan yang
menyenangkan demi meningkatkan motivasi siswa untuk mengikuti kegiatan pelajaran,
untuk mengatasinya dibutuhkan manajemen kelas yaitu penanganan yang baik agar
dalam kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar dan tujuan yang
telah ditetapkan dapat tercapai. Kelas merupakan suatu tempat anak belajar
untuk mendapatkan ilmu, berinteraksi dengan teman serta pembentukan pribadi
yang baik. Kegiatan belajar siswa yang berada di sekolah diharapkan harus
intens untuk berada di kelas.
Dalam lingkup kelas terdiri
dari siswa yang dapat ditinjau dari cara belajar mereka, karakter siswa,
hubungan sosial, kedisiplinan, tanggung jawab dalam proses belajar mengajar.
Guru sebagai pengelola kelas, dalam perannya, guru hendaknya mampu mengelola
kelas karena kelas merupakan lingkungan belajar serta merupakan suatu aspek
dari lingkungan sekolah yang perlu di organisasi. Lingkungan ini diatur dan
diawasi agar kegiatan - kegiatan belajar terarah kepada tujuan-tujuan
pendidikan. Salah satu manajemen kelas yang baik ialah menyediakan kesempatan
bagi siswa untuk sedikit demi sedikit mengurangi ketergantungannya kepada guru
sehingga mereka mampu membimbing kegiatannya sendiri, sebagai manajer, guru
hendaknya mampu memimpin kegiatan belajar yang efektif serta efisien dengan
hasil optimal. Menurut
Popi Sopiatin (2010: 48) Ada beberapa hal yang harus mendapatkan perhatian
dalam upaya menciptakan manajemen kelas yang efektif adalah sebagai berikut:
1.
Memulai pelajaran tepat waktu
2.
Menata Tempat duduk yang tepat dengan cara
menyelaraskan antara format dan jam pelajaran
3.
Mengatasi gangguan dari luar
4.
Menetapkan aturan dan prosedur
dengan jelas dan dapat di laksanakan dengan konsisten
5.
Peralihan yang mulus antar
segmen pelajaran
6.
Siswa yang berbicara pada saat proses belajar mengajar
berlangsung
7.
Pemberian pekerjaan rumah
8.
Mempertahankan momentum selama pelajaran
9.
Downtime, kelebihan waktu yang dimiliki oleh siswa
pada saat melakukan tugas tugas dalam proses belajar mengajar.
10. Mengakhiri pelajaran Suasana
kelas yang kondusif dapat menghasilkan pembelajaran yang sebaik mungkin.
Hasil belajar yang baik akan
membantu mengembangkan motivasi belajar. Keadaan motivasi belajar yang baik
mendorong siswa untuk menerima pelajaran dengan baik, selain itu dapat
mengembangkan inisiatif (belajar sendiri). Mengajar merupakan suatu perbuatan
yang memerlukan tanggung jawab moral yang cukup berat. Dalam upaya menciptakan
manajemen kelas yang efektif tidak terlepas dari bagaimana seorang guru
mengelola perilaku siswa dalam proses belajar mengajar, tidak dapat di pungkiri
bahwa dalam suatu kelas terdapat beberapa karakter dan kecerdasan siswa yang
berbeda, dengan terdapatnya perbedaan - perbedaan tersebut maka akan
berpengaruh kepada proses belajar mengajar di dalam kelas.
Manajemen kelas bukanlah masalah
yang berdiri sendiri namun terkait dengan beberapa faktor. Permasalahan siswa
merupakan masalah yang terkait langsung. Dalam hal ini, karena manajemen kelas
yang dilakukan guru tidak lain untuk meningkatkan semangat belajar siswa.
Keakraban guru dengan siswa, tingginya kerja sama tercipta dalam bentuk
interaksi. Adanya interaksi itu tentu saja bergantung pada pendekatan yang
dilakukan oleh guru terhadap siswanya. Pendekatan bisa dilakukan dengan
berbagai cara yaitu memberikan perhatian, ancaman maupun kebebasan dll. Hal itu
bisa dilakukan selama pelajaran berlangsung agar kondisi kelas yang tenang
dapat diciptakan. Selain pendekatan yang harus dilakukan oleh guru dalam
menjaga kondisi kelas agar tetap optimal juga diperlukan adanya
ketrampilan-keterampilan dalam mengelolanya dan prinsip-prinsip manajemen yang
harus dipahami oleh setiap guru yang bersangkutan. Kemampuan dalam mengelola
perilaku siswa merupakan kemampuan yang sangat penting untuk dimiliki oleh
seorang guru karena terdapat hubungan yang erat antara prestasi belajar siswa
dengan perilakunya di sekolah prestasi yang rendah sering menimbulkan perilaku
buruk karena siswa merasa kecewa dengan sekolahnya.
Proses belajar mengajar erat
sekali kaitannya dengan lingkungan atau suasana dimana proses itu berlangsung.
Meskipun prestasi belajar juga dipengaruhi oleh banyak aspek seperti gaya
belajar, fasilitas yang tersedia, pengaruh iklim kelas masih sangat penting.
Hal ini beralasan karena ketika para peserta didik belajar di ruangan kelas,
lingkungan kelas, baik itu lingkungan fisik maupun non fisik kemungkinan
mendukung mereka atau bahkan malah menganggu mereka. Lingkungan fisik kelas
sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran.Lingkungan kelas yang
kondusif, nyaman, menyenangkan, dan bersih berperan penting dalam menunjang
keefektifan belajar. Lingkungan juga akan mempengaruhi mental siswa secara
psikologis dalam menerima informasi dari guru di dalam kelas.
B. Kebijakan Penanganan Masalah
Dalam Kelas
Belajar
adalah salah satu aktifitas siswa yang terjadi di dalam lingkungan belajar.
Belajar di peroleh melalui lembaga pendidikan formal dan non formal. Salah satu
lembaga pendidikan formal yg umum di indonesia yaitu sekolah dimana di dalamnya
terjadi kegiatan belajar dan mengajar yang melibatkan interaksi antara guru dan
siswa. Kegiatan belajar mengajar tersebut terjadi di dalam kelas. Tujuan
belajar siswa sendiri adalah untuk mencapai atau memperoleh pengetahuan yang
tercantum melalui hasil belajar yang optimal sesuai dengan kecerdasan intelektual.
Kegiatan guru didalam kelas meliputi dua hal pokok,
yaitu mengajar dan mengelola kelas. Kegiatan mengajar dimaksudkan secara
langsung menggiatkan siswa mencapai tujuan-tujuan seperti menelaah
kebutuhan-kebutuhan siswa, menyusun rencana pelajaran, menyajikan bahan
pelajaran kepada siswa, mengajukan pertanyaan kepada siswa, menilai kemajuan
siswa adalah contoh-contoh kegiatan mengajar. Kegiatan mengelola kelas
bermaksud menciptakan dan mempertahankan suasana (kondisi) kelas agar kegiatan
mengajar itu dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
Untuk dapat menangani
masalah-masalah pengelolaan kelas secara efektif guru harus mampu:
1.
Mengenali secara tepat berbagai jenis masalah
pengelolaan kelas baik yang bersifat perorangan maupun kelompok
2.
Memahami pendekatan mana yang cocok dan tidak cocok
untuk jenis masalah tertentu.
3.
Memilih dan menetapkan
pendekatan yang paling tepat untuk memecahkan masalah yang dimaksud.
C. Macam Macam Permasalahn Dalam
Manajemen Kelas
Ada dua macam masalah
pengelolaan kelas, yaitu yang bersifat perorangan atau individual dan yang
bersifat kelompok. Disadari bahwa masalah perorangan atau individual dan
masalah kelompok seringkali menyatu dan amat sukar dipisahkan yang satu dari
yang lain. Masalah pengelolaan kelas tersebut, yaitu :
1.
Masalah Individual
Penggolongan masalah
individual ini didasarkan atas anggapan dasar bahwa tingkah laku manusia itu
mengarah pada pencapaian suatu tujuan. Setiap individu memiliki kebutuhan dasar
untuk memiliki dan untuk merasa dirinya berguna. Jika seorang individu gagal
mengembangkan rasa memiliki dan rasa dirinya berharga maka dia akan bertingkah
laku menyimpang. Ada empat jenis penyimpangan tingkah laku, yaitu tingkah laku
menarik perhatian orang lain, mencari kekuasaan, menuntut balas dan
memperlihatkan ketidakmampuan. Keempat tingkah laku ini diurutkan makin lama
makin berat. Misalnya, seorang anak yang gagal menarik perhatian orang lain
boleh jadi menjadi anak yang mengejar kekuasaan.
a.
Attention getting behaviors (pola perilaku mencari
perhatian).
b.
Power seeking behaviors (pola perilaku menunjukkan
kekuatan/kekuasaan)
c.
Revenge seeking behaviors (pola
perilaku menunjukkan balas dendam).
d.
Helplessness
(peragaan ketidakmampuan).
2.
Masalah Kelompok
Dikenal adanya tujuh masalah
kelompok dalam kaitannya dengan pengelolaan kelas:
a.
Kurangnya kekompakan
Kurangnya kekompakan kelompok
ditandai dengan adanya kekurang-cocokkan (konflik) diantara para anggota
kelompok. Konflik antara siswa-siswa dari kelompok yang berjenis kelamin atau
bersuku berbeda termasuk kedalam kategori kekurang-kompakan ini. Dapat
dibayangkan bahwa kelas yang siswa-siswa tidak kompak akan beriklim tidak sehat
yang diwarnai oleh adanya konflik, ketegangan dan kekerasan. Siswa-siswa di
kelas seperti ini akan merasa tidak senang dengan kelompok kelasnya sehingga
mereka tidak merasa tertarik dengan kelas yang mereka duduki itu. Para siswa
tidak saling bantu membantu.
b.
Kekurangmampuan mengikuti peraturan kelompok
Jika suasana kelas menunjukkan
bahwa siswa-siswa tidak mematuhi aturan-aturan kelas yang telah ditetapkan,
maka masalah yang kedua muncul, yaitu kekurang-mampuan mengikuti peraturan
kelompok. Contoh-contoh masalah ini ialah berisik; bertingkah laku mengganggu
padahal pada waktu itu semua siswa diminta tenang; berbicara keras-keras atau
mengganggu kawan padahal waktu itu semua siswa diminta tenang bekerja di tempat
duduknya masing-masing; dorong-mendorong atau menyela waktu antri di kafetaria
dan lain-lain.
c.
Reaksi negatif terhadap sesama anggota kelompok
Reaksi negatif terhadap
anggota kelompok terjadi apabila ekspresi yang bersifat kasar yang dilontarkan
terhadap anggota kelompok yang tidak diterima oleh kelompok itu, anggota
kelompok yang menyimpang dari aturan kelompok atau anggota kelompok yang
menghambat kegiatan kelompok. Anggota kelompok dianggap “menyimpang” ini kemudian
“dipaksa” oleh kelompok itu untuk mengikuti kemauan kelompok.
d.
Penerimaan kelas (kelompok) atas tingkah laku yang
menyimpang.
Penerimaan kelompok (kelas)
atas tingkah laku yang menyimpang terjadi apabila kelompok itu mendorong
timbulnya dan mendukung anggota kelompok yang bertingkah laku menyimpang dari
norma-norma sosial pada umumnya. Contoh yang amat umum ialah perbuatan
memperolok-olokan (memperlawakkan), misalnya membuat gambar-gambar yang “lucu”
tentang guru. Jika hal ini terjadi maka masalah kelompok dan masalah perorangan
telah berkembang dan masalah kelompok kelihatannya lebih perlu mendapat
perhatian.
e. Kegiatan anggota atau kelompok yang menyimpang dari
ketentuan yang telah ditetapkan, berhenti melakukan kegiatan atau hanya meniru-niru
kegiatan orang (anggota) lainnya saja.
f. Ketiadaan semangat, tidak mau
bekerja, dan tingkah laku agresif atau protes.
g. Ketidakmampuan menyesuaikan
diri terhadap perubahan lingkungan
D. Solusi dalam mengatasi masalah
manajemen kelas
Untuk mengatasi masalah dalam
pengelolaan kelas di atas, ada beberapa pendekatan yang dapat
dilakukan,diantaranya sebagai berikut:
a.
Behavior-Modification Approach
(Behaviorism Apparoach) : Asumsi yang mendasari penggunaan pendekatan ini
adalah bahwa perilaku “baik” dan “buruk” individu merupakan hasil belajar.Upaya
memodifikasi perilaku dalam mengelola kelas dilakukan melalui pemberian positive
reinforcement (untuk membina perilaku positif) dan negative
reinforcement (untuk mengurangi perilaku negatif). Namun demikian, dalam
penggunaan reinforcement negatif seyogyanya dilakukan secara hati-hati, karena
jika tidak tepat malah hanya akan menimbulkan masalah baru.
b.
Pendekatan Otoriter : Pandangan
yang otoriter dalam pengelolaan kelas merupakan seperangkat kegiatan guru untuk
nienciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas. Pengelolaan kelas
sebagai proses untuk mengontrol tingkah laku siswa ke arah disiplin. Bila
timbul masalah-masalah yang merusak ketertiban atau kedisplinan kelas, maka
perlu adanya pendekatan:
1)
Perintah dan
larangan
2)
Penekanan dan
penguasaan
3)
Penghukuman dan
pengancaman
4)
Pendekatan
perintah dan larangan
c.
Pendekatan Permisif
Pendekatan yang primisif dalam pengelolaan kelas
merupakan seperangkat kegiatan pengajar yang memaksimalkan kebebasan peserta
didik untuk melakukan sesuatu.Sehingga bila kebebasan ini dihalangi dapat
menghambat perkembangan peserta didik. Berbagai bentuk pendekatan dalam
pelaksanaan pengelolaan kelas ini banyak menyerahkan segala inisiatif dan
tindakan pada diri peserta didik.
d.
Pendekatan membiarkan dan memberi kebebasan
Untuk dapat menangani masalah-masalah pengelolaan
kelas secara efektif guru harus mampu:
1)
Mengenali secara tepat berbagai jenis masalah
pengelolaan kelas baik yang bersifat perorangan maupun kelompok;
2)
Memahami pendekatan mana yang cocok dan tidak cocok
untuk jenis masalah tertentu.
3)
Memilih dan menetapkan
pendekatan yang paling tepat untuk memecahkan masalah yang dimaksud.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto dalam
Sulistyorini,2006.Manajemen Pendidikan Islam. Surabaya: eLKAF
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi
Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.
H.Syafruddin nurdin, Adriantoni.2019.Profesi Keguruan. PT Raja. Depok: Rajawali pers.
Rachman, Maman. 1998. Manajemen Kelas. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Membantu skali
BalasHapusMaterinya sangat bermanfaat semoga bisa diterapkan di lapangan nanti
BalasHapusSangat membantu sekali materinya kak
BalasHapusSangat bermanfaat kak, semoga bisa diterapkan di lapangan nantinya🙏
BalasHapusMateri lengkap, mudah d pahami
BalasHapusSangat bermanfaat
BalasHapusSangat membantu sekali
BalasHapusBagus
BalasHapussangat bermanfaat
BalasHapusBagaimana cara guru mengatasi masalah dalam kelas?
BalasHapusBagus
BalasHapusGood
BalasHapustidak bnyak komntar cuma terimakasih aja materinya sanagt membantu saya ketika membuat tugas,terimaksih kak
BalasHapusMakasih kak..materinya sangat membantu
BalasHapusSangat membantu👍
BalasHapusMembantu sekali materinya kak..
BalasHapusSangat bermanfaat
BalasHapusMaterinya sangat bagus dan sangat bermanfaat kak
BalasHapus