Menajemen Pembelajaran di SD
Tugas
menajemen kelas di SD
Tentang
MENAJEMEN PEMBELAJARAN
OLEH
Rosita
1620155
PGSD : 7.4
Yessi Rifmasari , M.Pd
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN & ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
ADZKIA PADANG
2019
Pembahasan
Menajemen Pembelajaran
A. Konsep Menajemen Pembelajaran
Manajemen Secara bahasa (etimologi)
manajemen berasal dari kata kerja “to manage” yang berarti mengatur. Adapun
menurut istilah (terminologi) terdapat banyak pendapat mengenai pengertian
Manajemen adalah suatu proses khas yang terdiri atas tindakan-tindakan
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian untuk menentukan
serta mencapai tujuan melalui pemanfaatan SDM dan sumber daya lainya
Menurut
Suharsimi Arikunto, dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia mengungkapkan bahwa
manajemen adalah penyelenggaraan atau pengurusan agar sesuatu yang dikelola
dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien. sedangkan menurut Ricky W.
Griffin (2004) mendefinisikan manajemen sebagai suatu rangkaian aktifitas (termasuk
perencanaan, dan pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan
pengendalian) yang diarahkan pada sumber- sumber daya organisasi (manusia,
finansial, fisik, dan informasi) dengan maksud untukmencapai tujuan organisasi
secara efektif dan efisien. Menurut Terry yang dikutip Syafaruddin, (2005) menyatakan
bahwa manajemen merupakan proses yang khas yang terdiri dari tindakan- tindakan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian yang masing-masing
bidang tersebut digunakan baik ilmu pengetahuan maupun keahlian dan yang
diikuti secara berurutan dalam rangka usaha
mencapai sasaran yang telah ditetapkan semula.
mencapai sasaran yang telah ditetapkan semula.
Pembelajaran
adalah serangkaian kegiatan yang di usahakan dalam rangka agar orang dapat
melakukan aktivitas belajar dengan harapan mewujudkan tujuan pembelajaran.
Setelah mengetahui masing-masing pengertian dari manajemen dan pembelajaran.
Jadi manajemen pembelajaran artinya yaitu suatu usaha untuk mengelola
sumber daya yang digunakan dalam pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran
dapat dicapai secara efektif dan efisien.Manajemen pembelajaran juga merupakan
suatu usaha dan kegiatan yang meliputi pengaturan seperangkat program
pengalaman belajar yang disusun untuk mengembangkan kemampuan peserta didik
sesuai dengan tujuan organisasi atau sekolah.
B. Tujuan Menejemen Pembelajaran
Tujuan
manajemen pendidikan erat sekali dengan tujuan pendidikan secara umum, karen
manajemen pendidikan pada hakikatnya merupakan alat untuk mencapai tujuan
pendidikan secara optimal. Tujuan pokok mempelajari manajemen pembelajaran
adalah untuk memperoleh cara, teknik dan metode yang sebaik-baiknya dilakukan,
sehingga sumber-sumber yang sangat terbatas seperti tenaga, dana, fasilitas,
material maupun spiritual guna mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan
efisien.
Menurut
Nanang Fattah dalam buku landasan menajemen, Tujuan ini tidak tunggal bahkan jamak atau rangkap, seperti
peningkatan mutu pendidikan/lulusanya, keuntungan/profit yang tinggi, pemenuhan
kesempatan kerja membangun daera/nasional, tanggung jawab sosial. Tujuan-tujuan
ini ditentukan berdasarkan penataan dan pengkajian terhadap situasi dan kondisi
organisasi, seperti kekuatan dan kelemahan, peluang dan ancaman.
Adapun
tujuan menajemen pembelajaran antara lain sebagai berikut :
1)
Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran
yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM).
2)
terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dannegara.
3)
Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan
efisien.
4)
Terbekalinya tenaga pendidikan dengan teori tentang
proses dan tugas administrasi pendidikan.
5)
Teratasinya masalah mutu pendidikan.
C.Kebijakan Tentang Menajemen Pembelajaran
Manajemen pembelajaran pada hakekatnya mempunyai pengertian yang hampir
sama dengan manajemen pendidikan. Namun, ruang lingkup dan bidang kajian
manajemen pembelajaran merupakan bagian dari manajemen sekolah dan juga
merupakan ruang lingkup bidang kajian manajemen pendidikan. Namun
demikian, manajemen pendidikan mempunyai jangkauan yang lebih luas
daripada manajemen sekolah dan manajemen pembelajaran.
Dengan perkataan lain, manajemen pembelajaran merupakan elemen dari manajemen sekolah sedangkan manajemen sekolah merupakan bagian dari manajemen pendidikan, atau penerapan manajemen pendidikan dalam organisasi sekolah sebagai salah satu komponen dari sistem pendidikan yang berlaku.
Keberhasilan sebuah usaha maka manajemen haruslah dilaksanakan berdasarkan dalil-dalil umum manajemen atau yang lebih dikenal sebagai prinsip-prinsip manajemen. Dari sekian banyak prinsip manajemen yang dapat diajarkan dan dipelajari oleh seorang calon manajer, diantaranya yang terpenting adalah:
1.. Prinsip Pembagian Kerja
Dalam membagi-bagikan tugas dan jenisnya kepada semua kerabat kerja, seorang manajer hendaknya bersifat adil, yaitu harus bersikap sama baik dan memberikan beban kerja yang berimbang.
2.Prinsip wewenang dan tanggung jawab
Setiap kerabat kerja atau karyawan hendaknya diberi wewenang sepenuhnya untuk melaksanakan tugasnya dengan baik dan mempertanggung jawabkannya kepada atasan secara langsung.
3.. Prinsip Tertip dan Disiplin
Disiplin adalah kesedian untuk melakukan usaha atau kegiatan nyata (bekerja sesuai dengan jenis pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya) berdasarkan rencana, peraturan dan waktu (waktu kerja) yang telah ditetapkan.
4.. Prinsip Kesatuan Komando dan Semangat Kesatuan
Setiap karyawan atau kerabat kerja hendaknya hanya menerima satu jenis perintah dari seorang atasan langsung (mandor/kepala seksi/kepala bagian), bukan dari beberapa orang yang sama-sama merasa menjadi atasan para karyawan/kerabat kerja tersebut.
5. Prinsip Keadilan dan Kejujuran.
Kegiatan hendaknya mempunyai tujuan yang sama dan dipimpin oleh seorang atasan langsung serta didasarkan pada rencana kerja yang sama (satu tujuan, satu rencana, dan satu pimpinan).
Dengan perkataan lain, manajemen pembelajaran merupakan elemen dari manajemen sekolah sedangkan manajemen sekolah merupakan bagian dari manajemen pendidikan, atau penerapan manajemen pendidikan dalam organisasi sekolah sebagai salah satu komponen dari sistem pendidikan yang berlaku.
Keberhasilan sebuah usaha maka manajemen haruslah dilaksanakan berdasarkan dalil-dalil umum manajemen atau yang lebih dikenal sebagai prinsip-prinsip manajemen. Dari sekian banyak prinsip manajemen yang dapat diajarkan dan dipelajari oleh seorang calon manajer, diantaranya yang terpenting adalah:
1.. Prinsip Pembagian Kerja
Dalam membagi-bagikan tugas dan jenisnya kepada semua kerabat kerja, seorang manajer hendaknya bersifat adil, yaitu harus bersikap sama baik dan memberikan beban kerja yang berimbang.
2.Prinsip wewenang dan tanggung jawab
Setiap kerabat kerja atau karyawan hendaknya diberi wewenang sepenuhnya untuk melaksanakan tugasnya dengan baik dan mempertanggung jawabkannya kepada atasan secara langsung.
3.. Prinsip Tertip dan Disiplin
Disiplin adalah kesedian untuk melakukan usaha atau kegiatan nyata (bekerja sesuai dengan jenis pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya) berdasarkan rencana, peraturan dan waktu (waktu kerja) yang telah ditetapkan.
4.. Prinsip Kesatuan Komando dan Semangat Kesatuan
Setiap karyawan atau kerabat kerja hendaknya hanya menerima satu jenis perintah dari seorang atasan langsung (mandor/kepala seksi/kepala bagian), bukan dari beberapa orang yang sama-sama merasa menjadi atasan para karyawan/kerabat kerja tersebut.
5. Prinsip Keadilan dan Kejujuran.
Kegiatan hendaknya mempunyai tujuan yang sama dan dipimpin oleh seorang atasan langsung serta didasarkan pada rencana kerja yang sama (satu tujuan, satu rencana, dan satu pimpinan).
D. Peran Guru Dalam Menajemen Kelas
Guru
memiliki peran sebagai salah satu unsur pengelola pendidikan pada suatu lembaga
pendidikan yang terlihat langsung dalam mentransfer pengetahuan kepada siswa,
harus mampu mengelola kelasnya, merumuskan tujuan pembelajaran secara
opersional, menentukan materi pembelajaran, menetapkan metode yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, mengevaluasi hasil
belajar dan kemampuan profesional guru lainnya, agar proses belajar mengajar
dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Peran dan fungsi guru
berpengaruh terhadap pelaksanaan pendidikan di sekolah. Di antara peran dan fungsi guru tersebut adalah sebagai berikut:
berpengaruh terhadap pelaksanaan pendidikan di sekolah. Di antara peran dan fungsi guru tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Guru sebagai pendidik
Guru adalah pendidik,
yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para peserta didik, dan
lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memilki standar kualitas tertentu,
yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin.
2.
Guru sebagai Pengajar
Kegiatan belajar peserta
didik dipengaruhin oleh berbagai faktor, seperti motivasi, kematangan, hubungan
peserta didik dengan guru,kemampuan verbal, tingkat kebebasan, rasa aman dan
keterampilan guru dalam ber komunukasi. Jika faktor-faktor di atas dipenuhi,
maka melalui pembelajaran peserta didik dapat belajar dengan baik. Guru harus
berusaha membuat sesuatu menjadi jelas bagi peserta didik dan terampil dalam
memecahkan masalah.
3.
Guru sebagai Pembimbing
Guru dapat diibaratkan
sebagai pembimbing perjalanan, yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamanya
bertanggung jawab atas kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini, istilah
perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental,
emosional, kreatifitas, moral dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks.
4.
Guru sebagai
Pelatih
Proses pendidikan dan
pembelajaran memerlukan latihan keterampilan, baik intelektual maupun motorik,
sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih.
5.
Guru sebagai
Penasehat
Guru adalah seorang
penasehat bagi peserta didik juga bagi orang tua, meskipun mereka tidak memilki
latihan khusus sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak dapat berharap
untuk menasehati orang. Peserta didik senantiasa berhadapan dengan kebutuhan
untuk membuat keputusan dan dalam prosesnya akan lari kepada gurunya. Agarguru
dapat menyadari perannya sebagai orang kepercayaan dan penasihat secara lebih
mendalam, ia harus memahami psikologi kepribadian dan ilmu kesehatan mental
6.
Guru sebagai
Pembaharu (Inovator)
Guru menerjemahkan
pengalaman yang telah lalu ke dalamkehidupan yang bermakna bagi peserta didik.
Dalam hal ini, terdapat jurang yang dalam dan luas antara generasi yang satu
dengan yang lain, demikian halnya pengalaman orang tua memilki arti lebih
banyak dari pada nenek kita. Seorang peserta didik yang belajar sekarang, secara psikologis berada jauh dari
pengalaman manusia yang harus dipahami, dicerna dan diwujudkan dalam
pendidikan.
Tugas guru adalah menerjemahkan
kebijakan dan pengalaman yang berharga ini kedalam istilah atau bahasa moderen
yang akan diterima oleh peserta didik. Sebagai jembatan antar generasi tua dan
generasi muda, yang juga penerjemah pengalaman, guru harus menjadi pribadi yang
terdidik.
7.
Guru sebagai Model dan Teladan
Guru merupakan model
atau teladan bagi peserta didik dan semua orang yang menganggap dia sebagai
guru. Terdapat kecenderungan yang besar untuk menganggap bahwa peran ini tidak
mudah untu ditentang, apalagi ditolak. Sebagai teldan. Tentu saja pribadi dan
apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang di
sekitar lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagai guru. Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru: sikap dasar, bicara dan gaya
bicara, kebiasaan bekerja, sikap melalui pengalaman dan kesalahan, pakaian,
hubungan kemanusiaan, proses berfikir, perilaku neurotis, selera, keputusan,
kesehatan gaya hidup secara umum.
8.
Guru sebagai Pribadi
Guru harus memiliki
kepribadian yang mencerminkan seorang pendidik. Ungkapan yang sering
dikemukakan adalah bahwa “guru bisa digugu dan ditiru”. Digugu
maksudnya bahwa pesan-pesan yang disampaikan guru bisa dipercaya untuk
dilksanakan dan pola hidupnya bisa ditiru atau diteladani. Jika ada nilai yang
bertentangan dengan nilai yang dianutnya, maka dengan cara yang tepat disikapi
sehingga tidak terjadi benturan nilai antara guru dan masyarakat yang berakibat
tergangunya proses pendidikan bagi peserta didik. Guru perlu juga memilki
kemampuan untuk berbaur dengan masyarakat melaluin kemampuannya, antara lain
melalui kegiatan olahraga, keagamaan dan kepemudaan. Keluwesan bergaul harus
dimilki, sebab kalau tidak pergaulannya akan menjadi kaku dan berakibat yangbersangkutan
kurang bisa diterima oleh masyarakat.
9.
Guru sebagai
Pendorong Kreatifitas
Kreatifitas merupakan
hal yang sangat penting dalam pembelajaran dan guru dituntut untuk mende akan
monstrasikan dan menunjukkan kreatifitas tersebut. Kreatifitas merupakan
sesuatu yang bersifat universal dan merupakan ciri aspek dunia disekitar kita.
Kreatifitas ditandai olehadanya kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnya
tidak ada dan tidak dilakukan oleh seseorang atau adanya kecenderunganuntuk
menciptakan sesuatu. guru senantiasa berusaha untu menemukancara yang lebih
baik dalam melayani peserta didik, sehingga peserta didik akan menilainya bahwa
ia memang kreatif dan tidak melakukan sesuatu secara rutin saja. Kreatifitas
menunjukkan bahwa apa yang akan dikerjakan oleh guru sekarang lebih baik dari
yang telah dikerjakan sebelumnya.
10. Guru sebagai
pembangkit pandangan
Dunia ini panggung
sandiwara, yang penuh dengan berbagai kisah dan peristiwa, mulai dari kisah
nyata sampai yang direkayasa. Dalam hal ini guru dituntut untuk memberikan dan
memelihara pandangan tentang keagungan kepada peserta didiknya. Mengembangkan
fungsi ini guru harusterampil dalam berkomunikasi dikelolanya dilaksanakan
untuk menunjang fungsi ini.
11. Guru
sebagai Pekerja Rutin
Guru bekerja dengan
ketrampilan dan kebiasaan tertentu, serta kegiatan rutin yang amat diperlukan
dan seringkali memberatkan. Jika kegiatan tersebut tidak \ dikerjakan dengan
baik, maka bisa mengurangi ataumerusak keefektifan guru pada semua peranannya.
12. Guru sebagai Evaluator
Evaluasi
atau penilaian merupakan aspek pembelajaran yang paling kompleks, karena
melibatkan banyak latar belakang dan hubungan, serta varible lain yang
mempunyai arti apabila berhubungan konteks yang hampir tidak mungkin dapat
dipisahkan dengan setiap segi penilaian. Teknik apapun yang dipilih, dalam
penilaian harus dilakukan dengan prosedur yang jelas, yang meliputi tiga tahap,
yaitu persiapan, pelaksanaan dan tindaklanjut serta penilaian harus adil dan
objektif.
E. Kode Etik Guru
Adapun kode etik guru antara lain
sebagai berikut:
- Guru berbakti membimbing peserta didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan dan berjiwa Pancasila.
- Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan peserta didik masing-masing.
- Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan, tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan.
- Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua murid sebaik-baiknya bagi kepentingan peserta didik.
- Guru memelihara hubungan dengan masyarakat di sekitar sekolahnya maupun masyarakat yang luas untuk kepentingan pendidikan.
- Guru secara pribadi dan bersama-sama berusaha mengembangkan dan meningkatkan mutu profesinya.
- Guru menciptakan dan memelihara hubungan antar sesama guru baik berdasarkan lingkungan maupun di dalam hubungan keseluruhan.
- Guru secara bersama-sama memelihara, membina dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdiannya.
- Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.
Daftar Rujukan
Nanang Fattah. 2001. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Ricky W. Griffin. 2004. Manajemen, alih bahasa Gina Gania;editor Wisnu Candra Kristiaji. Jakarta: Erlangga
Syafaruddin. 2005 . Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, Cet.1 . Jakarta: Ciputat Press.
Terimakasih kak
BalasHapusMaterinya sangat bermanfaat kak🙏
BalasHapusSangat bermanfaat👍
BalasHapusTrimakasih,🙏sangat bermanfaat kak
BalasHapusTerimakasih ,materinya sangat bermanfaat bagi kami
BalasHapusSangat membantu kak, terimakasih 🙏
BalasHapusSangat bermanfaat kak 👍🏻
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSangat bermanfaat kak
BalasHapusTerimakasih ilmunya sngat bermanfaat
BalasHapusTulisannya sangat bermanfaat kak, terima kasih 😇
BalasHapusArtikel nya sangat bagus dan bermamfaat😊
BalasHapusTulisannya sangat bermanfaat kak 😊
BalasHapusSangat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan 😊
BalasHapussangat membantuu sekalii
BalasHapusBagus sekali sangat membantu
BalasHapusTerima kasih,bermanfaat sekali
BalasHapusSangat membantu dan bermanfaat 🙏😊
BalasHapusBagus tulisannya kak
BalasHapusbagus tulisannya .sangat bermanfaat
BalasHapusBagus bermanfaat bagi masyarakat untuk mengetahui kode etik dan etika guru
BalasHapusMantap tulisannya dan bermanfaat..
BalasHapusMantap cikgu☺️
BalasHapusSemangat nulis kak
BalasHapusMenurut ukhti, dibagian D coba jelaskan maksud dari guru sebagai pribadi??
BalasHapusTerima kasih sudah memberikan komentar kk, menurut saya guru sebagai pribadi disini maksudnya kepribadian seorang guru harus bisa ditiru dan diteladani oleh masyarakat. Seorang guru harus memiliki pribadi yg baik, karna guru seorang yang diguru dan ditiru di lingkungan sekitarnya. Ditiru disini seperti kepribadianya yang baik, perilakunnya, cara berpakaian yg sopan, dll .
Hapussangat membantu sekali..
BalasHapusterimaksih materinya
BalasHapusMaterinya sangat bagus, dan sudah bisa dibawa kelapangan nantinya
BalasHapusSangat bermanfaat sekali
BalasHapussangat bermanfaat
BalasHapusartikelnya sngat bangus dan bermanfaat terimakasih kak,
BalasHapusSangat bermanfaat
BalasHapusSangat bermanfaat
BalasHapusSangat membantu kak.. Terimakasih
BalasHapusMaterinya bagus
BalasHapusMaterinya sangat bagus dan sangat bermanfaat kak
BalasHapus