Tugas 12 : tahapan penanggulangan disiplin kelas
Tugas Manajemen
Kelas Di SD
Tentang
“Tahapan Penanggulangan Disiplin Kelas ”
Oleh :
Rosita
Bp : 1620155
Kelas :
7.4 pgsd
DOSEN
PEMBIMBING:
Yessi Rifmasari
M.Pd
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN & ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
ADZKIA PADANG
2019
Tahapan Penanggulangan Disiplin Kelas
A. Tindakan Preventif (Pencegahan)
Preventif
secara etimologi berasal dari bahasa latin
pravenire yang artinya datang sebelum/antisipasi/mencegah
untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam
pengertian yang luas preventif diartikan sebagai upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinyan
gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi
seseorang.
Menurut Rachman
(1997) Tindakan preventif (pencegahan) adalah tindakan yang dilakukan sebelum
munculnya tingkah laku yang menyimpang yang mengganggu kondisi optimal
berlangsungnya pembelajaran. Upaya ini dilakukan dengan pemberian pengaruh yang positif terhadap
individu serta dengan menciptakan suasana lingkungan sekolah, termasuk
pengajaran yang menyenangkan.
Tindakan Preventif
merupakan suatu tindakan pengendalian sosial yang dilakukan untuk dapat
mencegah atau juga mengurangi kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan di masa mendatang. Tindakan preventif (pencegahan) ini dilakukan
manusia, baik itu secara pribadi atau juga berkelompok untuk dapat melindungi
diri mereka dari hal buruk yang mungkin dapat terjadi.
Tindakan preventif adalah tindakan
untuk melakukan pencegahan dimana
sasarannya adalah mengembalikan permasalahan siswa yang tidak terlepas dari faktor lingkungan di mana ia tinggal.
Menurut Rachman (dalam Tim Dosen Administrasi
Pendidikan, 2012: 119) mengemukakan langkah-langkah Tindakan Preventif (pencegahannya)
sebagai berikut:
1.
Peningkatan
kesadaran diri sebagai guru
Sikap guru terhadap
kegiatan profesinya akan banyak mempengaruhi terciptanya kondisi belajar
mengajar atau menciptakan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya
belajar.
Oleh karena itu,
langkah utama dan pertama yang strategis dan mendasar dalam kegiatan
pengelolaan kelas adalah "Peningkatan kesadaran diri sebagai guru.”
Apabila seorang guru sadar akan profesinya sebagai guru pada gilirannya akan
meningkatkan rasa tanggung jawab dan rasa memiliki yang merupakan modal dasar bagi
guru dalam melaksanakan tugasnya.
Implikasi adanya
kesadaran diri sebagai guru akan tampak dalam sikap guru yang demokratis tidak
otoriter, menunjukan kepribadian yang stabil, harmonis serta berwibawa. Sikap
demikian pada akhirnya akan menumbuhkan atau menghasilkan reaksi serta respon
yang positif dari siswa sekolah dasar.
2.
Peningkatan
kesadaran siswa
Meningkatkan
kesadaran diri sebagai guru tidak akan ada artinya tanpa diikuti meningkatnya
kesadaran siswa sebab apabila siswa tidak atau kurang memiliki kesadaran
terhadap dirinya tidak akan terjadi interaksi yang positif dengan guru dalam
setiap kegiatan belajar mengajar. Pada akhimya dapat mengganggu kondisi optimal
dalam rangka belajar mengajar. Kurangnya kesadaran siswa terhadap dirinya
ditandai dengan sikap yang mudah marah, mudah tersinggung, mudah kecewa, dan
sikap tersebut akan memungkinkan siswa melakukan tindakan-tindakan yang kurang
terpuji.
Untuk menanggulangi
atau mencegah munculnya sikap negatif tersebut guru harus berupaya meningkatkan
kesadaran siswa melalui tindakan sebagai berikut:
a.
Memberitahukan
kepada siswa tentang hak dan kewajiban siswa sebagai anggota kelas.
b.
Memperhatikan
kebutuhan dan keinginan siswa.
c.
Menciptakan
suasana adanya saling pengertian yang baik antara guru dan siswa.
3.
Sikap
Polos dan Tulus dari Guru
Guru dituntut untuk
bersikap polos dan tulus, artinya guru dalam tindakan dan sikap keseharian
selalu "Apa adanya" tidak berpura-pura. Guru dengan sikap dan
kepribadiannya sangat mempengaruhi lingkungan belajar, karena tingkah laku,
cara menyikapi, dan tindakan guru merupakan stimulus yang akan direspon dan diberikan
reaksi oleh para peserta didik. Kalau stimulus itu positif maka respon yang
diberikan juga akan positif. Sebaliknya jika stimulus yang diberikan negatif
maka respon yang diberikan adalah negatif.
Sikap hangat,
terbuka, mau mendengarkan harapan dan atau keluhan para siswa, akrab dengan
guru akan memungkinkan terjadinya interaksi dan komunikasi wajar antara guru
dan peserta didik. Tindakan dan sikap demikian akan memberikan rangsangan
positif bagi siswa, khususnya siswa sekolah dasar dan siswa akan memberikan respon
atau reaksi positif. Penciptaan suasana sosioemosional di dalam kelas akan
banyak dipengaruhi oleh polos tidaknya dan tulus tidaknya sikap guru yang pada
gilirannya akan berpengaruh penciptaan kondisi lingkungan yang optimal dalam
rangka proses belajar mengajar.
4.
Mengenal
dan menemukan alternatif pengelolaan
Langkah ini
mengharuskan guru agar mampu:
a.
Mengidentifikasi
berbagai penyimpangan tingkah laku siswa yang bersifat individual atau
kelompok. Termasuk di dalamnya penyimpangan yang sengaja dilakukan
siswa sekolah dasar yang tujuannya hanya sekedar untuk menarik
perhatian guru atau teman-temannya.
b.
Mengenal
berbagai pendekatan dan pengelolaan kelas dan menggunakan sesuai dengan situasi
atau menggantinya dengan pendekatan lain yang telah dipilihnya apabila pilihan
pertama mengalami kegagalan.
c.
Mempelajari
pengalaman guru-guru lainnya baik yang gagal atau berhasil sehingga dirinya
mempunyai alternatif yang bervariasi dalam berbagai problem
pengelolaan manajemen kelas di sekolah dasar.
5.
Menciptakan
"kontrak sosial"
Kontrak sosial pada
dasarnya berkaitan dengan "Standar tingkah laku" yang diharapkan dan
memberikan gambaran tentang fasilitas beserta keterbatasannya untuk memenuhi
tuntutan dan kebutuhan sekolah. Dengan kata lain "Standar tingkah laku
yang memadai dalam situasi khusus".
Suatu persetujuan
umum tentang bagaimana sesuatu dibuat, tindakan sehari-hari yang bagaimana yang
diperbolehkan. Standar tingkah laku ini tidak membatasi kebebasan siswa akan
tetapi merupakan tindakan pengarahan ke arah tingkah laku yang memadai atau
yang diharapkan dalam beberapa situasi.
Standar tingkah laku
harus melalui "Kontrak sosial" dengan siswa. Dalam arti bahwa aturan
yang berkaitan dengan nilai atau norma yang turun dari atasan (guru/sekolah)
tidak timbul dari bawah akan mengakibatkan aturan tersebut kurang dihormati
atau ditaati, sehingga perumusannya perlu dibicarakan atau disetujui bersama
oleh guru dan siswa.
Yang dilakukan dalam usaha preventif (Pencegahan) di lingkungan sekolah
antara lain:
1.
Memberikan bimbingan
2.
Mengadakan hubungan baik dengan orangtua murid
dengan sekolah sehingga ada saling pengertian
3.
Memberikan motivasi belajar pada siswa
4.
Mengadakan pengajawan ekstrakurikuler
5.
Memantau perkembangan anak
Contohnya:
1.
Guru menasihati murid agar tidak terlambat
datang ke sekolah.
2.
Tindakan orang tua membatasi anaknya yang di
bawah umur dalam menggunakan gadget, merupakan tindakan preventif agar si anak
tidak kecanduan bermain gadget.
B. Tindakan Kuratif (Penyembuhan)
Upaya Kuratif disebut juga upaya
korektif yaitu usaha untuk merubah
permasalahan yang terjadi dengan cara memberikan pendidikan
dan pengarahan kepada mereka (merubah keadaan yang salah kepada keadaan yang benar)
Tindakan kuratif (penyembuhan) adalah tindakan yang diambil setelah
terjadinya tindak penyimpangan sosial. Tindakan ini ditujukan untuk memberikan
penyadaran kepada para pelaku penyimpangan agar dapat menyadari kesalahannya
dan serta mampu memperbaiki kehidupannya, sehingga di kemudian hari tidak lagi
mengulangi kesalahannya.
Dalam kegiatan memanajemen kelas, pelanggaran yang sudah terlanjur dilakukan
peserta didik atau sejumlah peserta didik perlu ditanggulangi dengan tindakan
penyembuhan baik secara individual maupun secara kelompok.
Menurut Johar Permana (dalam Abdul Majid 2013:122) mengemukakan ada 5
langkah-langkah kegiatan Tindakan Penyembuhan (Kuratif) yaitu sebagai berikut:
1.
Mengidentifikasi masalah
Pada langkah pertama
ini guru melakukan kegiatan untuk mengenal atau mengetahui masalah-masalah yang
timbul dalam kelas. Dari masalah-masalah tersebut guru harus dapat
mengidentifikasi jenis-jenis penyimpangan sekaligus mengetahui siswa yang
melakukan penyimpangan tersebut.
2.
Menganalisa masalah
Pada langkah kedua
ini, kegiatan guru adalah berusaha untuk menganalisa penyimpangan tersebut dan
menyimpulkan latar belakang dan sumber dari pada penyimpangan itu. Setelah
diketahui sumber penyimpangan guru kemudian melanjutkan usahanya untuk
menentukan alternatif-alternati penanggulangan atau penyembuhan penyimpangan
tersebut.
3.
Menilai alternatif-alternatif pemecahan, menilai dan
melaksanakan salah satu alternatif pemecahan
Pada langkah ketiga
ini, kegiatan yang dilakukan adalah memilih alternatif berdasarkan sejumlah
alternatif pemecahan masalah yang telah disusun. Artinya alternatif mana yang
paling tepat untuk menanggulangi penyimpangan tersebut.
4.
Melaksanakan alternatif yang telah ditetapkan
Setelah ditetapkan
alternatif yang tepat maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan alternatif tersebut.
5.
Mendapatkan balikan dari hasil pelaksanaan alternatif
pemecahan masalah yang dimaksud.
Langkah ini didahului
dengan langkah monitoring yaitu kegiatan untuk mendapatkan data yang merupakan
balikan untuk menilai apakah pelaksanaan dari alternatif pemecahan yang dipilih
telah mencapai sasaran sesuai dengan yang direncanakan atau bahkan terjadi
perkembangan baru yang lebih baik, semua ini merupakan dasar untuk melakukan
perbaikan program.
Kegiatan kilas balik
seperti itu dapat dilakukan dengan mengadakan pertemuan dengan peserta didik.
Dengan pertemuan tersebut perlu dijelaskan tujuan peetemuan dan manfaat
pertemuan. Manfaat pertemuan perlu dijelaaskan karena untuk memberikan
kesadaran pada peserta didik bahwa pertemuan yang dilakukan diusahakan dengan
penuh ketulusan, semata- mata untuk perbaikan, baik untuk peserta didik maupun
sekolah.
Selain itu perlu
disikapi pengendalian perilaku guru dalam pertemuan tersebut. Tunjukkan kepada
peserta didik bahwa guru bukan orang yang sempurna atau tidak bebas dari
kekurangan dan kelemahan. Sehingga antara peserta didik diperoleh kesadaran
untuk bersama-sama belajar saling memperbaiki dan saling mengingatkan, yang
semuanya itu untuk kepentingan bersama. Informasi yang diperoleh dari balikan
ini merupakan bahan yang sangat berguna untuk menilai program, dan akhirnya
merupakan dasar melakukan perbaikan program.
Menurut Ahmad Rohani (2010:162) mengemukakan
langkah-langkah implementasi yang dapat dilakukan dalam tindakan penyembuhan
(Kuratif) sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi peserta didik yang mendapat kesulitan untuk menerima
dan mengikuti tata tertib atau menerima konsekuensi dan pelanggaran yang
dibuatnya
2. Membuat rencana yang diperkirakan paling tepat tentang langkah-langkah
yang akan ditempuh dalam mengadakan kontrak dengan peserta didik.
3. Menetapkan waktu pertemuan dengan peserta didik tersebut yang
disetujui bersama oleh guru dan peserta didik yang bersangkutan
4. bila saatnya pertemuan dengan peserta didik jelaskanlah maksud diperoleh
baik oleh peserta didik maupun oleh sekolah
5. Tunjukkanlah kepada peserta didik bahwa guru pun bukan orang yang
sempurna dan tidak bebas dari kekurangan dan kelemahan dalam berbagai hal. Akan
tetapi yang penting antara guru dan peserta didik harus ada kesadaran untuk
bersama-sama belajar saling memperbaiki diri, saling mengingatkan bagi
kepentingan bersama.
6. Bila pertemuan yang diadakan dan ternyata peserta
didik responsif maka guru bisa mengajak peserta didik untuk melaksankan
diskusi tentang masalah yang dihadapinya
7. Pertemuan guru dan peserta didik harus sampai kepada pemecahan masalah
dan sampai kepada “kontak individual” yang diterima peserta didik dalam rangka
memperbaiki tingkah
laku peserta didik tentang pelanggaran yang dibuatnya
8. Melakukan kegiatan tindak lanjut.
Contoh kasus tindakan kuratif beserta
penyelesainnya:
1.
Seorang guru menegur dan menasihati siswanya
karena ketahuan menyontek pada saat ulangan bertujuan untuk memberi penyadaran
kepada perilaku dan memberi efek jera.
2.
Suka
penyelewengan waktu belajar untuk kegiatan-kegiatan yang kurang bermanfaat,
seperti, omong kosong sambil merokok. Akibat konsentrasi pikirannya menjadi
lemah karena kurang tidur atau istirahat, suka melamunkan impian-impian kosong,
kecanduan dan sebagainya. Tindak preventif adalah menjaga
keharmonisan hubungan antar sivitas akademika dengan melibatkannya dalam
kesibukan-kesibukan kecil sampai kesibukan besar yang menghasilkan sukses,
sehingga tidak menimbulkan rasa patah semangat atau kebencian-kebencian kepada
tugas-tugas, khususnya tugas-tugas akademik. Secara tindak kuratif atau harus
dilakukan penyembuhan terhadap pelaku.
3.
Suka membolos atau meninggalkan pelajaran
mengakibatkan siswa ketinggalan pelajaran, atau kehilangan bagian penting dari
pelajaran, lebih-lebih bila pelajaran itu bersifat prerekuisit (misalnya
matematika), maka kerugian-kerugian itu akan semakin menjadi "momok"
dari studinya.
Secara preventif
Dianjurkan kepada para guru agar meningkatkan
profesionalitasnya dalam PBM sehingga pengajaran lebih menarik minat belajar
siswa, baik secara metodologis maupun karena penggunaan multimedia serta alat
peraga yang populer dan inovatif-kreatif. Sesungguhnya bila PBM semakin
menarik, kecenderungan untuk membolos semakin kecil. Sebaliknya PBM yang
membosankan meningkatkan hasrat membolos bagi para siswa.
Secara Kuratif
a.
Dianjurkan kepada guru agar dapat melakukan
deteksi sedini mungkin terhadap kebiasaan membolos para siswanya, dengan
melakukan pendekatan edukatif kepada para pembolos serta meningkatkan disiplin
pengajarannya, disertai introspeksi dan retrospeksi terhadap cara pengajaran
masing-masing.
b.
Diskusi dengan guru-guru mata pelajaran sejenis
serta guru-guru senior pakar sangat diperlukan. Jangan hanya melakukan tindakan
sepihak dengan melemparkan kesalahan kepada siswa selalu, mungkin sistem
instruksional guna sendiri yang perlu direvisi dan ditingkatkan.
c.
Strategi pembuatan soal tes serta sistem evaluasinya
perlu ditinjau kembali.
d.
Dekatilah siswa-siswa Anda agar dapat
mengungkapkan problema-problema yang perlu dipecahkan, yang merupakan kendala
belajar/PBM.
e. Bersikap
angkuh atau menakutkan atau bersikap "angker" di hadapan siswa
bukanlah merupakan sikap guru yang ideal. Tindak bijaksana secara edukatif
perlu dipelihara demi menciptakan iklim sosioemosional yang positif, dan
tindakan ini bukan merupakan tindak yang menurunkan wibawa guru.
Pertayaan saat diskusi :
- Tika rahma dita; jelaskan bagaimana upaya seorang guru untu meningkatkan kesadaran siswa melalui tindakan preventif (pencegahan).
- Delvina: berikan contoh prilaku disiplin dari guru terhadap murid agar tidak ada pelanggran disiplin kelas?
- Sari rahma dewi: alternatif apa yang diberikan oleh guru jika ada siswa yang bermasalah?
- Resi hayati: jelaskan tindakan kuratif pada penanganan penyimpangan sosial?
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Majid. 2013. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi
Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Ahmad, Rohani.
2010. Pengelolaan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Rachman, Maman. 1997. Manajemen Kelas. Semarang: Depdikbud
Ditjen Dikti.
Tim Dosen Administrasi Pendidikan.
2012. Manajemen pendidikan. Bandung:
Alfabeta
Penulisannya rapi dan mudah dipahami
BalasHapusJelaskan usaha seperti apa yang harus diterapkan guru agar siswa mempunyai sikap disiplin ??
BalasHapussebelum kita mengajak siswa untuk berperilaku disiplin, kita sebaiknya harus berperilaku didiplin dulu, karena siswa akan meniru apa yang dilakukan oleh gurunya. contohnya kalau guru mengingankan siswa disiplin dalam berpakaian, guru harus rapi dan disiplin juga dalam berpakaian. kalau guru mengingkan siswa tidak terlambat ke sekolah , guru harus mencontohkan supaya disiplin terhadap waktu dan tidak datang terlambat.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapussangat bermanfaat sekali
BalasHapusMaterinya sangat bermanfaat kk
BalasHapusSangat membantu
BalasHapusSngat brmnfaat skli
BalasHapussangat membantu
BalasHapusKarya tulisnya bagus
BalasHapusMaterinya sangat bermanfaat sekali kk, terima kasih , dengan ada materi ini saya ngg kesulitan dalam belajar
BalasHapusSangat membantu sekali
BalasHapussangat membantu kak
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusWow, materinya bagus sekali. Terima kasih
BalasHapusSangat bermanfaat
BalasHapusSangat membantu
BalasHapusTerimah kasih sangat membantu
BalasHapus