Tugas 6 : Pendekatan Dalam Manajemen Kelas”
Tugas Manajemen Kelas Di SD
Tentang
“Pendekatan Dalam Manajemen Kelas”
Oleh :
Rosita
Bp : 1620155
Kelas : 7.4 pgsd
DOSEN PEMBIMBING:
Yessi Rifmasari M.Pd
PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR (PGSD)
SEKOLAH TINGGI
KEGURUAN & ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
ADZKIA PADANG
2019
PEMBAHASAN
MATERI
A. Pengertian pendekatan
manajemen kelas
Pendekatan
: adalah usaha / upaya dalam rangka aktivitas yang dilakukan untuk mengadakan
hubungan dengan sesuatu yang menjadi objeknya (siswa) melalui interaksi timbal
balik. Sedangkan Managemen kelas : pengelolaan,
penyelenggaraan, keterlaksanaan penggunaan sumber daya secara efektif untuk
mencapai tujuan atau sasaran yang diinginkan. Menurut
Suharsimi Arikunto(dalam mudasir,2011) Pengelolaan Kelas dan Siswa, menyebutkan
bahwa manajemen kelas adalah usaha yang dilakukan guru untuk membantu
menciptakan kondisi belajar yang optimal
Jadi dapat disimpulkan
bahwa pendekatan manjemen kelas merupakan suatu cara yang dilakukan oleh seorang guru dalam managemen
kelas akan sangat dipengaruhi oleh pandangan guru tersebut terhadap tingkah
laku siswa, dan situasi kelas pada waktu seorang siswa melakukan penyimpangan.
Keharmonisan hubungan guru dan siswa, tingginya kerjasama di antara siswa
tersimpul dalam bentuk interaksi. Lahirnya interaksi yang optimal bergantung
dari pendekatan yang guru lakukan dalam rangka pengelolaan kelas.
B. Sikap guru terhadap
manajemen kelas
guru bersikap seperti yang dikemukakan oleh
Djamarah (2010) yaitu
1.
Hangat dan antusias, guru yang
hangat dan akrab pada siswa akan menunjukkan antusias pada tugasnya,
2.
Menggunakan kata – kata,
tindakan, cara kerja dan bahan – bahan yang menantang akan meningkatkan
kegairahan siswa untuk belajar,
3.
Bervariasi dalam penggunaan alat atau media
pola interaksi antara guru dan siswa,
4.
Guru luwes untuk mengubah
strategi mengajarnya,
5.
Guru harus menekankan pada hal
– hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian pada hal – hal yang
negatif dan
6.
Guru harus disiplin dalam
segala hal.
C. Peran Guru Sekolah Dasar dalam Manajemen Kelas
Salah satu tugas guru sebagai
pendidik di sekolah adalah sebagai menajer. Seorang guru harus mampu memimpin
kelasnya agar tercipta pembelajaran yang optimal. Fasilitas dan kondisi kelas
merupakan salah satu factor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Menurut
Padmono (2011, 23) fasilitas kelas (instrumental in put) berkaitan erat
dengan terciptanya lingkungan belajar (environmental in put) kondusif
sehingga murid dengan senang dan sukarela belajar. Penataan fasilitas dapat
menjadi pendorong jika diorganisir secara baik. Di sinilah peran guru SD dapat
terlihat, adapun peran guru dalam memenej kelas agar tercipta
pembelajaran yang efektif sebagai berikut:
1.
Peran guru dalam pengorganisasian kelas
Organisasi kelas yang
tepat akan mendorong terciptanya kondisi belajar yang kondusif.
Pengorganisasian kelas ini pada dasarnya bersifat lokal, artinya organisasi
kelas tergantung guru, kelas, murid, lingkungan kelas, besar ruangan,
penerangan, suhu, dan sebagainya. Kita ketahui pada saat ini penataan kelas
secara tradisional yang menempatkan satu meja guru berhadapan dengan meja kursi
siswa. Kelas yang ditata secara tradisional tersebut menempatkan guru sebagai
pusat kegiatan dan sentra perhatian murid tampak sebagai objek pengajaran bukan
sebagai subjek yang belajar. Akibatnya aktivitas sebagian besar dilakukan guru
sedang murid hanya pasif menerima.
a.
Kelas terbuka
Kelas dapat terdiri dari
siswa dengan berbagai tingkat kelas berbeda. Pelaksanaan model ini dapat
dilaksanakan di Indonesia, jika jadwal pelajaran kelas 1 sampai kelas 6 sama
atau diterapkan di kelas tinggi saja. Misalnya: pada waktu jam pelajaran Bahasa
Indonesia, maka seluruh guru mengajar pelajaran tersebut, sedang siswa masuk ke
kelas di mana siswa menguasai tingkatan yang dicapai. Dengan demikian ada siswa
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia masuk kelas III, tetapi pada waktu
Matematika masuk kelas IV, dan mungkin pada pelajaran IPS ke kelas V. Konsep
ini mengikuti perkembangan masing-masing individu.
b.
Kelas dua tingkat
Konsep ini dilaksanakan
dengan cara seorang guru menghadapi kelompok siswa yang berbeda kelas tetapi
berdekatan, misalnya: kelas I dan II, II dan III, III dan IV, dan seterusnya.
c.
Kelas awal
Pembelajaran dengan
pendekatan integral atau terpadu dengan kehidupan anak pada tahap
pelaksanaannya menerpadukan berbagai konsep, topic, bahan pelajaran dengan
mengurangi sedikit mungkin pemisahan-pemisahan secara artificial, bila
dimungkinkan guru tidak melabel bahan kajian dalam mata pelajaran-mata
pelajaran. Pembelajaran dikemas menjadi satumodel pembelajaran yang utuh
sehingga pemaknaan terhadap bahan kajian menjadi alami
2.
Peran guru dalam pengaturan tempat duduk
Penataan kelas
sebagaimana diuraikan pada pengorganisasian kelas ditata fleksibel yang mudah
diubah sesuai pembelajaran yang akan dikembangkan guru. Penataan tempat duduk
dapat berbentuk :
a.
Seating chart, Penempatan murid
dalam kelas dibuat suatu denah yang pada satu periode waktu tertentu dapat
diubah sesuai tuntunan pembelajaran yang sedang dikembangkan oleh guru,
sehingga perkembangan dan pertumbuhan murid tidak terganggu. Penataan tempat
duduk yang didesain dalam chart dapat digambar sendiri oleh murid atau
sekelompok murid secara bergilir, sehingga keterbatasan penataan tempat duduk
secara tradisional ini dapat diminimalkan pengaruh buruknya.
b.
Melingkar, Model duduk seperti
ini dapat digunakan guru dalam pembelajaran diskusi kelompok, sehingga ada
modifikasi untuk menghilangkan kejenuhan siswa.
c.
Tapal kuda Model ini sesuai
untuk melaksanakan diskusi kelas yang dipimpin oleh guru atau ketua diskusi
yang dipilih siswa. Diskusi kelas akan meningkatkan keberanian dibanding
keberanian yang hanya muncul pada kelompok kecil.
3.
Peran guru dalam pengaturan alat-alat pelajaran
Alat-alat pelajaran dapat
klasifikasikan menjadi beberapa kelompok, antara lain: Menurut kedudukannya;
alat pelajaran dibedakan atas permanen dan tidak permanen. Permanen jika alat
pelajaran tersebut diletakkan di kelas secara terus menerus, misalnya: listrik,
papan tulis, dan sebagainya. Alat pelajaran tidak permanen atau yang bergerak (movable)
yaitu alat pelajaran yang dapat dipindah, misalnya: kursi, OHP, mesin-mesin,
peta, dan sebagainya. Menurut fungsinya; a) alat untuk menulis; kapur, papan
tulis, pensil, dan lain-lain; b) alat-alat lukis; jangka, meter, segitiga,
buku.
Alat-alat pelajaran
tersebut tidak perlu disimpan ditempat khusus, tetapi cukup diatur di dalam
kelas, sehingga bila sewaktu-waktu digunakan akan cepat.
4.
Peran guru dalam pemeliharaan keindahan ruangan kelas
Motto yang menyatakan
“bersih adalah sehat dan rapi adalah indah” merupakan hal yang tidak dapat
dipungkiri. Setiap manusia memiliki cita rasa keindahan walaupun derajat
keindahannya berbeda. Keindahan akan memberikan rasa nyaman dan membuat anak
betah tinggal di tempat tersebut. Kelas yang diharapkan mengundang anak untuk
betah berada di dalamnya hendaknya dijaga kebersihan dan keindahannya. Guru
memiliki peran untuk mengorganisir siswanya agar dapat mendesain kelasnya
menjadi kelas yang indah. Keindahan dapat dicapai dengan beberapa cara, yaitu:
a.
menata ruangan menjadi rapi,
menata alat pelajaran sesuai kelompoknya, menata buku sesuai tinggi buku, tebal
buku, dan kelompok buku, penataan alat pelajaran permanent yang sesuai dengan
ruangan. Desain interior yang harmonis akan merangsang anak untuk tenggelam
dalam suasana akademik (Immersion).
b.
penataan meja guru,
gambar-gambar merupakan factor pendukung tercapainya ruangan yang rapid an
indah.
D. Macam-Macam Pendekatan
Manajemen Kelas
Dalam rangka menciptakan
suasana yang kondusif dalam proses pembelajaran, seorang guru harus memahami
dan dapat memilih pendekatan yang tepat dalam mengelola kelas, sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Berkaitan dengan itu, ada
beberapa pendekatan pengelolaan kelas, yaitu:
a.
Pendekatan Perubahan Perilaku (Behavior Modification Approach)
Dalam pendekatan perilaku
inidapat dikemukakan bahwa mengabaikan perilaku siswa yang tidak diinginkan dan
menunjukan persetujuan atas perilaku yang diinginkan adalah amat efektif dalam
menumbuhkan perilaku yang baik bagi para siswa di kelas, sedangkan menunjukkan
persetujuan atas perilaku siswa yang baik merupakan kunci pengelolaan kelas
yang efektif.
b.
Pendekatan Iklim
Sosio-emosional (Socio Emotional Climate
Apparoach)
Menurut Rogers Wiliam
Glasser Rogers bahwa pengajar perlu bersifat tulus terhadap siswanya, menerima
dan menghargai siswa sebagai manusia, serta memahami siswa dari sudut siswa itu
sendiri, sedangkan Glasser lebih menekankan pada pentingnya pengajar membina
rasa tanggung jawab dan harga diri siswa. Adapun Rudolf Dreikurs menekankan
pentingnya proses suasana dalam kelas yang demokratis.
c.
Pendekatan Proses Kelompok (Group Processes Approach)
Menurut R.A. Schmuck dan
P.A Schmuck (dalam sulistyrini,2009) bahwa terdapat enam unsure yang berkaitan
dengan pengelolaan kelas. Unsur-unsur yang dimaksud adalah harapan,
kepemimpinan, kemenarikan, norma, komunikasi, dan keeratan hubungan. Johnson
dan Bany mengemukakan dua jenis pengelolaan kelas yang penting adalah kemudahan
dan pemeliharaan.Dari pendekatan tersebut, perlu difahami dan dikuasai oleh
guru dalam rangka mengadakan pengelolaan kelas secara baik.Pendekatan tersebut
dalam realisasinya perlu digabungkan dalam pelaksanaannya dengan
mempertimbangkan kondisi kelas, karakteristik siswa, materi pembelajaran yang
akan diajarkan.
d.
Pendekatan Manajerial
Upaya penyelenggaraan
pembelajaran dengan menitikberatkan pada upaya guru untuk mengatur dan
mengorganisasi siswa sesuai dengan persepsi guru terhadap siswa, dengan kata
lain pendekatan ini dipilih berdasar orientasi guru dan ketercapaian target
kurikulum yang harus diselesaikan. Pendekatan ini meliputi:
e.
Pendekatan Kekuasaan atau
Otoriter
Pendekatan otoriter
adalah pendekatan yang menempatkan guru dalam peranan menciptakan dan
memelihara ketertiban di kelas dengan menggunakan strategi pengendalian. Guru
otoriter bertindak untuk kepentingan siswa dengan menerapkan disiplin yang
tegas. Bila timbul masalah–masalah yang merusak ketertiban atau
kedisplinan kelas, maka perlu adanya pendekatan:
f.
Perintah dan Larangan
Baik perintah maupun
larangan dapat diterapkan atas dasar generalisasi masalah–masalah
pengelolaan kelas tertentu.Seorang guru yang melaksanakan perintah dan larangan
bersikap reaktif, namun jangkauannya hanya terbatas pada masalah–masalah
yang timbul sewaktu–waktu saja, sehingga kemungkinan timbulnya masalah
pada masa mendatang kurang dapat dicegah atau ditanggulangi secara tepat.
g.
Penekanan dan Penguasaan
Pendekatan penekanan dan
penguasaan ini banyak mementingkan pada diri guru, banyak memerintah, mengomel
dan memarahi. Bila dalam menghadapi masalah pengelolaan kelas menggunakan
pendekatan penguasaan dan penekanan, maka memungkinkan siswa untuk diam, tertib
karena takut dan tertekan hatinya. Meskipun demikian, namun pendekatan ini kurang
tepat karena kurang toleransi, dan kurang bijaksana.
Unsur-unsur pengelolaan
kelas untuk penerapan pendekatan kerja kelompok ini meliputi hal-hal berikut:
1.
Harapan timbal balik yang nyata
dan jelas antara peserta didik dan guru.
2.
Kepemimpinan guru yang mengarahkan
kegiatan kelompok untuk pencapaian tujuan-tujuan belajar.
3.
Pola dan ikatan persahabatan
yang dapat mendukung tiap kelompok semakin produktif.
4.
Terdapat pemeliharaan norma
kelompok yang semakin produktif.
5.
Terjalinnya komunikasi yang
efektif antar anggota kelompok yang terlibat.
6.
Terdapat derajat keterikatan
yang konsisten terhadap kelompok secara keseluruhan.
7.
Pendekatan elektis atau
pluralistic Pada pendekatan elektis atau pluralistik, pengelolaan kelas
dilakukan dengan menggunakan berbagai macam pendekatan yang memiliki
kemungkinan untuk dapat menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi kelas yang
memungkinkan kegiatan belajar-mengajar berjalan efektif dan efisien. Jadi dalam
konteks manajemen kelas, pendekatan elektis atau pluralistik dapat didefinisikan
sebagai cara pandang guru yang beranggapan bahwa guru dapat memilih dan
memadukan berbagai pendekatan dalam manajemen kelas untuk menciptakan kelas
yang kondusif.
Setidaknya ada dua syarat
yang harus dipenuhi oleh guru sebagai manajer kelas dalam menerapkan pendekatan
ini.
a.
Guru harus menguasai
pendekatan-pendekatan dalam manajemen kelas.
b.
Guru dapat memilih pendekatan
yang tepat dan menerapkannya sesuai dengan masalah manajemen kelas yang sedang
dihadapi.
Daftar
Rujukan
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain,
Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Mudasir. 2011. Manajemen
Kelas. Yogyakarta: Zanafa Publishing.
Sulistyrini, Manajemen Pendidikan
Islam, (Yogyakarta:TERAS 2009), hlm 98
Ilmu ny sngat brmnfaat
BalasHapusMaterinya sangat bermanfaat semoga bisa diterapkan di lapangan nanti
BalasHapussangat membantu
BalasHapusMateri nya sangat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan...
BalasHapusMaterinya bagus kak
BalasHapusSangat bermanfaat kak, semoga bisa diterapkan di lapangan nantinya🙏
BalasHapusSangat bermanfaat
BalasHapusMateri lengkap, mudah d pahami
BalasHapusSangat bermanfaat👍
BalasHapusSangat bermanfaat sekali kk
BalasHapusMembantu sekali kak
BalasHapusSangat membantu saya dalam tugas kuliah, makasih
BalasHapusSangat membantu
BalasHapusSangat bermanfaat
BalasHapusIlmu yang sangat bermanfaat kak
BalasHapusartikelnya sangat bermanfaat.....
BalasHapusSangat bermanffaat kak
BalasHapusMaternya bagus kak. 😊👍
BalasHapusMantap dik
BalasHapusBermanfaat sekali
BalasHapusBagus
BalasHapusSangat bermanfaat
BalasHapus